Tuesday, January 11, 2011

Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Hidup di Dunia

Mengapa kita perlu belajar ilmu agama? begitu penting kah !

Ya, ilmu agama adalah ilmu tentang akhirat, dan kematian berarti meninggalkan ruang planet bumi selanjutnya memasuki pintu alam akhirat.

Siapa sih yang dapat menghindarkan diri dari “ al-maut” ?!!

Tiada seorangpun ciptaan Yang Maha Kuasa, mampu menghindarkan diri dari peristiwa yang satu itu, pasti Saudara setuju.

Saudara, hidup ini “permainan belaka”, perlu kita ingat nasihat NYA yang sudah tercetak di dalam Kitab Suci Al-Quran Surat Al-An’am (no.surat : 6) nomor ayat 32 berikut di bawah ini.

“wa mal khayata dun-ya il-la la’ibun wa lahwun, wa ladarul achirota choirun lil-ladzina yat-taqun, afalaa ta’qiluun?”

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka *), Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertaqwa, maka tidakkah kamu memahaminya?

*) Maksudnya kesenangan –kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terpedaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai memperhatikan urusan akhirat. (sumber : Al-Quran dan terjemahnya versi DEPAG RI hal.191.

( untuk penggalan kalimat afalaa ta’qiluun?= maka tidakkah kamu memahaminya? , teman-teman di pengajian sering menandaskan dengan kalimat

“ apakah kamu tidak berpikir / menggunakan akal …hah ?!! )……….J

Bicara soal permainan, saya jadi ingat, ketika anak kecil sedang asyik bermain-main dengan alat mainannya atau sedang main pasar-pasaran bersama temannya, maka saat itulah saat yang paling menggembirakan, segala pikiran, obsesi, waktunya tercurah dan terfokus kepada alat permainnanya itu, diganggu juga ngambek, betul kan!

Tetapi Saudara, ketika ibunya pulang dari pasar membawa oleh-oleh yang lebih baik, maka segala alat permainannya yang tadinya dianggap hebat dan segala-galanya, akhirnya ditinggalkan begitu saja dan anak tersebut lari menjemput ibunya.

Nah itulah perumpamaan / gambaran yang lebih jelas dari maksud ayat di atas tentang kehidupan dunia ini.

Dunia ini begitu gegap gempita, menarik perhatian , begitu menyerap perhatian manusia sehingga apabila manusia tidak mengendalikan diri, maka dapat melalaikan. Waktu-waktu kita dapat habis, dari bangun pagi yang dipikir adalah bagaimana dapat menghasilkan pendapatan harta sebanyak-banyaknya. Cita-cita seorang pelajar adalah ingin masa depannya cerah “ bright future” , dengan mengandalkan prestasi akademik berharap dapat memenangkan persaingan yang semakin sengit.

Dunia membuat angan-angannya melambung tinggi, dengan bayangan-bayangan kesuksesan yang sudah dirancang sedemikian rupa.

Itu idealis, ok no problem, dan agama tidak melarang, karena dengan kesuksesan dunia maka peluang untuk berhasil akhirat juga mempunyai peluang / cans lebih besar.

Semua tergantung pola pikir kita selama hidup di dunia ini, dalam “ Merumuskan Tujuan Ibadah ” yang terdiri dari 4 (empat) factor penting.

Nah, yang menjadi masalah sekarang , sudahkah semangat meraih kesuksesan dunia “ diseimbangkan “ dengan usaha meraih kesuksesan kehidupan akhirat?

Karena sifatnya dunia adalah “permainan” dan ketika manusia sedang asyik melamunkan bayangan kesuksesan masa depan di dunia dengan segala ambisinya tadi, ternyata tiba-tiba kita dipanggil Sang Kuasa maka segala cita-cita, rancangan proyek besar, mendadak berhenti total, dan bubarlah dunia kita. Sementara arwah kita harus pulang menghadap Sang Kholik untuk mempertanggungjawabkan amanah peribadatan kepada NYA.

“wa ma cholaq-tul jin-na wal insana il-la liya’buduni” Quran Surat Adh-dhariat (51) : 56

Dan aku (Alloh) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepadaKU (Alloh).

Saatnya sekarang kembali kita “remind setting” menata niat hidup kita, agar hidup sekali di dunia ini tidak sia-sia, hidup = ibadah.

Saudara setuju bukan ! atau ada pendapat lain, jangan lupa layangkan kritik, saran and komentar

No comments: