Thursday, February 17, 2011

Inilah Tiga Perkara yang Diridhoi dan yang Dibenci Alloh SWT

“ An Abi Huroiroh qola, qola Rosulullohi SAW in-naAlloha yardho lakum tsalatsan wa yakrohu lakum tsalatsan . fa yardho lakum an ta’buduhu wa laa tusyriku bihi syai-a, wa an ta’tashimu bi hab’lillahi jami’an wa laa tafar-roqu, wa yakrohu lakum qila wa qola, wa katsrota su’al wa idhlo’atal mal “ Sohih Muslim Kitab al-aq’dziyah juz 2 hal.61.

Dari Abi Huroiroh berkata, bersabda Rosulullohi SAW sesungguhnya Alloh ridho padamu akan tiga perkara dan benci padamu akan tiga perkara. Alloh ridho padamu jika kamu beribadah (menyembah) kepadaNYA , dan tidak menyekutukan kepadaNYA dengan sesuatupun, dan jika kamu berpegang kepada tali (agama) Alloh dengan berjamaah dan tidak berpecah belah. Sedangkan Alloh benci kepadamu jika kamu “ dikatakan atau katanya “, memperbanyak pertanyaan dan mensia-siakan harta.

Ya, tiga perkara ini seperti mengandung kekuatan magnet yang luar biasa. Di satu sisi kalau kita lakukan membuat Alloh ridho, namun yang lain membuat kita dibenci Alloh SWT , nah apa gerangan? Bukankah dari awal kita berniyat lalu bergerak dalam apapun hal yang kita cari adalah ridho Alloh semata? . Sebab kalau orang sudah diridhoi Alloh SWT , pertanda bakal disayangi , ditolong urusan dunia – akhirat, siapa yang tidak senang ?

Sedangkan kebalikannya kalau akibat perbuatan kita sendiri lalu Alloh menjadi benci, murka , tentu ini alamat orang bakal celaka, menerima adzab Alloh yang tiada terkira, hanya bikin sengsara dunia akhirat.

Betapa penting bukan ? ! lalu bagaimana penjelasannya ?

Baik ! kita mulai,

Tiga Perkara Yang Diridhoi

#1.Jika Kamu Menyembah dan Tidak MensekutukanNYA

Alloh SWT ridho kalau kita sembah, cukup jelas. Karena justru untuk itulah kita diciptakan hidup di atas bumi ini. Kembali ditegaskan oleh Alloh SWT “ Apakah kau kira Aku ciptakan kamu (manusia dan jin) dengan main-main( tak ada tujuan) ?! dan kamu kira tidak akan dikembalikan (kepada Alloh untuk mempertanggungjawabkan perbuatanmu) ?! “ lihat firman Alloh di Surah Al-Mu’minun (23); 115.

Penegasan dari Alloh yang boleh jadi menyentak lamunan kita yang lalai dariNYA. Sedangkan jawaban dari ayat di atas ditegaskan dalam Kitab Al-Quran yaitu Surah Adz-Dzariyat (51);56 “ wa ma kholaq’tul jin-na wal insana il-la liya’buduni” = tidaklah Kami citakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah(menyembah ) kepadaKU “.

Ayat ini cukup jelas jika manusia yang dapat menunaikan tugas sesuai kehendak penciptanya, maka Alloh SWT akan meridhoinya.

Berikutnya adalah jika kita tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun. Dalam beribadah semestinya kita betul-betul yakin bahwa Alloh lah yang menjadi “causa prima” penyebab yang pertama. Segala penyebab kejadian suatu perkara harus diyakini dari Alloh semata.

#2.Jika Kamu Berpegang Teguh Kepada Tali Alloh (agama) Dengan Cara Berjamaah.

Istilah berjamaah dalam agama Islam ada 2 pengertian, yaitu berjamaah dalam melaksakan ibadah sholat dan berjamaah dalam struktur organisasi.

Keduanya mempunyai konsep pemikiran yang identik yaitu adanya pimpinan, makmum yang taat mengikuti pimpinan (imam).

Menetapi Islam dengan cara berjamaah adalah perintah Alloh SWT dalam Kitab Suci al-Quran Surah Ali Imron (3) ; 103. Banyak ayat dan hadits yang belum sempat dimuat di sini bahwa aslinya agama Islam ialah berjamaah, ada pimpinan dan ada makmum (jamaah/ru’yah), dengan berjamaah Islam menjadi bersatu , kompak, rukun dan maju.

Asalnya Islam juga satu ( ummatan wahidah) . Pada jaman Rosulullohi SAW, beliau sendiri yang menjadi pimpinan/imam, kemudian sepeninggal beliau kepempinan Islam diganti khulafau rosyidin Abu Bakar, Umar bin Khotob, Utsman dan Ali RA.

Pembahasan praktek menetapi Islam dengan berjamaah tentu tidak muat di sini.

#3.Jika Kamu Tidak Berpecahbelah

Berpecah belah adalah kebalikan dari berjamaah. Dan jangan berpecah belah adalah penegasan dari kalimat sebelumnya yang mengandung pengertian betapa pentingnya berjamaah, bersatu, kompak, rukun dan terorganisir secara rapih.

Kita lanjutkan dengan Tiga Perkara Yang Dimurkai

#1.“Qila wa qola”

= dikatakan dan katanya = adalah istilah dalam proses penerimaan ilmu agama Islam hanya dengan “ katanya si fulan, si fulanah berkata begini, begitu “ dll. Cara seperti itu masih sering terlihat di kalangan muslim bahwa suatu pengertian atau amalan hanya bersumber dari “katanya pak kiyai itu begini” , atau “kalau ulama fulan berkata begitu” dan semacam itu, tanpa menunjukkan dalil hujah yang dapat dipertanggungjawabkan serta bersumber kepada Kitabillah Al-quran atau hadits riwayat siapa, secara data dan fakta otentik.

Padahal demikian jelas perintah Alloh dan Rosulnya dalam mencari ilmu agama Islam adalah dengan cara berguru kepada orang ahli yang sudah berguru sebelumnya. Penegasan mengenai cara belajar agama adalah dengan bertanya kepada yang ahlinya dapat dilihat Surah An-Nahl (16) ; 43 dan Al-Anbiya (21);7. …Fas alu ahladhikri in kuntum laa ta’lamun = bertanyalah kepada yang ahli ilmu jika kamu tidak tahu.

#2.Memperbanyak Pertanyaan.

Pepatah “ malu bertanya sesat di jalan” cocok untuk diterapkan bagi Saudara kita yang haus akan siraman dan hal ilmu agama. Dengan bertanya maka akan mendapatkan kejelasan dari masalah yang belum paham atau diragukan. Berbekal keyakinan itulah maka dalam beramal akan merasa mantab dan tidak ragu-ragu lagi.

Tetapi memperbanyak pertanyaan yang dibenci Alloh di sini maksudnya hanya banyak bicara, tidak segera melaksanakan perintah yang sebenarnya sudah jelas untuk dilaksanakan. Seperti kisah orang Bani Isroil ketika diperintah oleh Alloh SWT untuk menyembelih sapi , dapat dilihat Surah al-Baqoroh (2) ; 67-71. Seekor sapi kan sudah jelas, kalau dilaksanakan juga mudah, tetapi karena mereka banyak pertanyaan kepada Alloh SWT melalui utusan waktu itu Nabi Musa, akhirnya menjadikan berat bagi mereka sendiri, mempersempit ruang gerak mereka, sehingga Alloh mengecap hati mereka.

#3.Menyia-nyiakan Harta

Memubadzirkan harta adalah teman syetan, lihat surah al-Isro’ (17);27 . Harta benda bagi orang iman sebenarnya sangat berharga , satu rupiah pun bernilai untuk dibelanjakan di jalan Alloh / fii sabilillah. Menghabiskan harta untuk hal yang kurang manfaat atau bahkan memudhorotkan adalah perbuatan tidak disukai dalam Islam.

Bagaimana dengan kebiasaan merokok di kalangan muslim bahkan para tokoh2 agama ? inilah yang masih terjadi silang pendapat.

Semoga kita dihindarkan dari hal2 yang menyebabkan kebencian Alloh SWT sebaliknya kita berusah untuk mengamalkan hal yang membuat Alloh ridho, amin.


Demikian, ada ketidakjelasan jangan sungkan2 tinggalkan pesan, usulan, komentar di blog, ditunggu.

TTD

Hari Wuryanto, S.Pd



Tuesday, February 1, 2011

Tips : Ingin dicintai dan diampuni Alloh SWT ?

Qul in kuntum tuhib-bunaloh fat-tabi’uni yuhbib’kumullohu wa yaghfir lakum dhunubajum, wallohu ghofurur-rohim

Kitab Suci Al-Quran Surah Ali Imron (3);31

“Katakanlah (hai Muhammad) “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Siapa sih yang tidak suka apabila disayangi oleh orang yang kita cintai?

Seorang yang sedang dimabuk cinta akan senantiasa berbunga-bunga hatinya manakala mendapatkan tanda kasih sayang dari orang yang dicintainya. Kiriman sepucuk surat darinya tidak cukup hanya dibaca sekali, mungkin dibaca berulangkali bahkan dibawa kemana-mana. Perasaan nyaman dan tenang selalu bersemayam di dada ketika berada di sampingnya.

Demikian juga manusia sebagai makhluk dan hamba dapatkah “ menjadi kekasih Alloh SWT ?”

Jawabannya jelas, sebagaimana tafsir kita kali ini , bahwa siapa yang ingin menjadi “kekasih Alloh SWT “ diberikan resep / tips yaitu agar mengikuti Rosulillahi SAW.

Alloh akan senantiasa dekat dengan hamba yang menjadi kekasihnya dan senantiasa menolong, membimbing ke arah keselamatan dan kebahagiaan.

Lalu bagaimana caranya mengikuti Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-NYA dalam rangka pendekatan kepada Alloh SWT.

Yang dimaksud mengikuti Nabi Muhammad SAW tentunya memahami apa dan bagaimana tingkah laku, cita-citanya, pesan dan nasihatnya.

Lalu bagaimana cara memahami bahasanya, realitanya kita ini orang Indonesia sedang Rosulullohi SAW sendiri adalah Bangsa Arab dari suku Quraisy yang tentu berbeda bahasanya dengan kita.

Nah di sinilah pentingnya kita giat dan semangat belajar mencari ilmu, mengkaji Al-Quran dan As-Sunah dengan cara mempelajari arti kata demi kata bahasa Arab dalam kitab pedoman agama tersebut. Dari arti kata demi kata maka akan tersusun makna secara keseluruhan ayat maupun hadits. Dengan pembelajaran yang systematis serta berkelanjutan insyaAlloh akan terbentuk pengertian yang kian mendalam.

Setelah kita paham isinya , tentukah kita yakini, amalkan se-pol kemampuannya.

Dengan mengikuti Nabi Muhammad SAW konkritnya adalah melaksanakan perintahnya dan menjauhi apa yang menjadi larangannya semoga digolongkan sebagai hamba yang taat kepada Alloh SWT. Dengan demikian Alloh akan mencintai hamba, mengampuni dosanya dan memasukkan ke dalam surga.

Majelis Ta’lim, Apa Kefadholannya ?

‘An Abi Huroiroh ‘ani Nabi SAW qola maj’tama’a qoumun fii buyutillahi ta’ala yatlunal kitaballoha wa yatadarosunahu bainahum il-la nazalat ‘alaihimu sakinatun wa ghosiyathumur rohmatu wa haf-fathumul malaikatu wa dhakarohumullohu fi man ‘indahu”

Dari Abi Huroiroh dari Nabi SAW bersabda : tidak berkumpul koum di dalam rumah Alloh Yang Maha Luhur ( Masjid) , mereka membaca kitabillah (al-Quran) dan saling belajar-mengajar di antara mereka, kecuali turun atas mereka ketenangan dan menaungi kepada mereka rohmat dan menjaga kepada mereka beberapa malaikat dan Alloh SWT mengumumkan tentang mereka kepada orang-orang di sisi Alloh (para malaikat).

Hadits Riwayat Abu Dawud Kitabus-sholah no.236

Dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh di atas bahwa dimanapun ada orang yang berkumpul dalam hal belajar membaca al-Quran serta mempelajari makna kandungannya maka Alloh SWT memberikan ketenangan dalam hatinya. Apa yang dirasakan oleh manusia dalam hatinya pada hakikatnya bukan merupakan hasil usaha manusia semata, namun Alloh lah yang memberikan rasa tenang, damai atau cemas kawatir , resah dll.

Majelis Ta’lim = tempat duduk (berkumpul) belajar ilmu agama adalah salah satu wahana edukasi bagi umat untuk mendekatkan diri kepada Ilahi, dengan mengutamakan pendalaman pemahaman kitab suci yang berisi firman Alloh SWT. Di sinilah kepahaman agama dibentuk. Dengan aktif datang ke majelis ta’lim dan menimba ilmu agama maka Alloh SWT ridho dengan memberikan ketenangan dalam hatinya, dapat mempunyai rasa syukur dan ini penting sekali untuk menjaga stabilitas keimanan.

Alloh SWT juga menyayangi orang-orang yang aktif mendalami firmannya yaitu tempat , rohmat / kasih sayang Alloh juga dituangkan kepada meraka, beberapa malaikatpun ikut menjaganya mengamankan situasi kegiatan berkangsung dengan hikam dan lancar.

Allah SWT Maha Mensyukuri dengan memberitahukan tentang siapa saja yang berkumpul mempelajari kalamulloh, kepada para malaikat yang berada di sisi Alloh. Itulah beberapa kefadholan (keutamaan) majelis ta’lim , semoga Alloh SWT memberikan barokah kepada aktivitas majelis ta’lim kita yang mengudara lewat http://artamita.blogspot.com/