Thursday, September 23, 2010

Nasihat Para Ulama Dalam Sekar Dandanggulo

Sekar Dandanggulo, ya salah satu tembang Jawa favorit saya. Di antara cakepan jenis mocopat yg sempat saya putar kasetnya berulangkali sehingga bisa hapal. Uniknya pita kaset rekaman sebuah cerita wayang kulit dengan judul " Wisanggeni Lahir " ini justru saya "nderes" (istilah mengkaji ulang hasil mengaji agama) sekitar th.2003 saat bekerja di Malaysia, nah !

Salah satu teman satu rumah sewa di daerah Syah Alam , Selangor yang pandemen kesenian Jawa, membeli satu paket pita kaset rekaman itu di Kualalumpur, Kalau tidak salah Ki Dalang Anom Suroto yang menyutradarai dan sekaligus pemeran utama pentas wayang orang itu. Di saat malam atau saat longgar di rumah sewa tidak ada pengajian kami sering memutar lakon wayang itu. Sedang saat menjelang tidur kita tidak jarang tune radio Johor yang memutar lagu-lagu keroncong, menerbangkan lamunan dan kenangan seakan sedang berbaring dan menginjak tanah air sendiri. Oh Indon, (demikian penduduk negeri jiran itu memanggil kita...)

Inilah lyric nya yang hingga kini masih saya hapal

Urip iro nong donya tan lami

Upamane angger menyang pasar tan lomo ing pasar wae

Tan wando lamun mantuk

Mring sangkane wismanyo nguni

Ing mengko haywo samar mring sangkane mau

Yen lali dedalaniro

Yekti siro tan mantuk wismanyo nguni

Temah sasar keblasar.

Kalo diingat-ingat ternyata beberapa baris tembang di atas mempunyai korelasi positif sebagai berikut :

Urip iro nong donya tan lami = hidup Anda di dunia tidak lama.

Alloh SWT sudah mengingatkan dalam firmanNYA yaitu di surah an-Nazi’at(79);46 “ Kaan-nahum yauma tarounaha lam yalbatsu il-la ‘asyiyatan au dhukhaha= seakan sesunguhnya mereka melihat dunia , tidak menetap di dalamnya kecuali (sesaat) dari sore atau sesaat dari pagi.

Upamane angger menyang pasar tan lomo ing pasar wae

Gambarannya engkau pergi pasar tidak lama di pasar terus

Tan wando lamun mantuk

Tidak lama kemudian pulang


Wednesday, September 22, 2010

Tantangan Umat Islam Makin Kompleks

Tingkatkan Kajian dan Pengamalan Alquran !

Tantangan umat Islam di era globalisasi semakin kompleks.Untuk itu kajian kritis historis terhadap al-Quan menjadi sesuatu yang urgent sifatnya. Dengan adanya kajian tersebut selain dapat menjelaskan tentang makna teks alquran juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi umat Islam untuk mengamalkan al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Meski ada beberapa kalangan menilai bahwa al-Quran memiliki pararelitas dan kemiripan dengan teks lain, namun setelah dilakukan penelitian dan pengkajian secara mendalam hal itu tidak terbukti.

Hasil dari penelitian justru menunjukkan bahwa al-Quran merupakan teks independen yang mempunyai karakteristik dan dinamika tersendiri baik dari segi isi maupun bahasanya. Kebenaran isi al-Quran tidak perlu diragukan lagi sebagaimana Alloh ungkapkan di awal surah al-Baqoroh ayat 2: ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَفِيْهِ هُدًا لِلْمُتَّقِيْنَ dzalikal kitabu laa roiba fihi hudan lil muttaqiin. Inilah (Al-Quran) kitab yang tiada keraguan sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa.

Selama umat berpegang teguh kepada Alquran dan Sunah maka Rosulullohi SAW memberikan jaminan tidak akan tersesat. Berbagai pesoalan hidup manusia dari soal tatanan social, ekonomi, marketing, pertanian/agrobisnis, jasa serta ilmu pengetahuan semua sudah lengkap di dalam alquran dan hadits/sunah.

Sudah saatnya ta’mir masjid/majelis ta’lim unjuk gigi akan peran strategisnya dalam pembinaan dan pemasyarakatan al-Quran dan Hadits kepada publuc, agar “ kembali kepada Quran dan Sunah” bukan saja menjadi slogan bombastis namun amalan yang konkrit.

Empat Golongan Menghujat Pada Hari Kiyamat

HR.At-Tirmidzi Juz 3 hal.29:

“ ‘An al-Aswadi bni Surai’in an-na Rosulallohi SAW qola : Arba’atun yakhtj-ju yaumal qiyamah rojulun ashom-mu laa yasma’u syai-an, wa rojulun amkhaqu, wa rojulun haromun, wa rojulun mata fii fatrotin. Fa am-mal ashom-mu fa yaqulu Rob-bi qod ja-al Islamu wa ma asma’u syai-an, wa am-mal akhmaqu fa yaqulu Rob-bi qod ja-al Islamu wa shib-yanu yakh-dzifuni bil ba’ri, wa am-amal haromu fa yaqulu Rob-bi laqod ja-al Islamu wa ma a’qilu syai-an, wa am-ma ladzi mata fi fatrotin fa yaqulu Rob-bi ma atani laka rosulun. Fa ya’chudzu mawatsiqohum layuthi’un-nahu Fa yursilu ilaihim anid-chulun-nari, fa wal-ladzi nafsun Muhammadin bi yadihi law dacholu ha lakanat ‘alaihim bardan wa salama”

Kitabu Sifatil Jan-nati wan-Nar fii Muchtarul Adilah hal.53-54.

Dari Aswad bin Suroi’in sesungguhnya Rosulallohi Saw bersabda :” Empat golongan yang berhujat di hari kiyamat,

(1) seorang yang tuli tidak mendengar sesuatupun,

(2) orang gila,

(3) orang pikun, dan

(4) orang yang mati pada masa fatroh.


Maka orang tuli berkata wahai Tuhanku Islam sudah datang tetapi saya tidak mendengar sesuatupun,

Orang gila berkata wahai Tuhanku Islam sudah datang tetapi anak-anak kecil melempariku dengan kotoran binatang,

Orang yang pikun berkata wahai Tuhanku sungguh Islam sduaha datang tetapi aku tidak mampu berpikir sedikitpun, dan

Orang yang mati dalam masa fatroh( masa sehabis kerasulan Nabi Isa AS sehingga diutusnya Rosulullohi Muhammad SAW lebih kurang 596 tahun) berkata wahai Tuhanku tidak datang kepadaku dari Engkau seorang utusan. Maka kemudian Alloh mengambil sumpah mereka agar taat kepada Alloh SWT. Kemudian Alloh memerintah mereka empat golongan agar masuk ke neraka. Maka demi Dzat yang diri Muhammad di tanganNYA (demi Alloh) andai saja mereka masuk ke neraka maka neraka itu (bagi mereka) dingin dan menyelamatkan.

Saudara mari kita introspeksi,kita yang diberi akal dan pikiran normal, punya waktu yang cukup, berbagai sarana dan prasarana canggih tersedia, manusia pembawa ajaran agama tidak sulit dijumpai, kalau sampai kita tidak mengindahkan peringatan Alloh dalam Kitab Suci al-Quran , pantaskah kita digolongkan mereka berempat?

Apakah kita akan minta dikembalikan ke dunia setelah sampai di akhirat ternyatabaru menyadari kalau hidup kita belum menetapi rel-rel yang sudah gamblang dipaparkan dalm uran dan Hadits?


Semoga jadi bahan perenungan kita bersama. Dan semoga Alloh SWT berkenan memberikan petunjuk (hidayah) bagi kita semua , amin.