“ An Abi Huroiroh qola, qola Rosulullohi SAW in-naAlloha yardho lakum tsalatsan wa yakrohu lakum tsalatsan . fa yardho lakum an ta’buduhu wa laa tusyriku bihi syai-a, wa an ta’tashimu bi hab’lillahi jami’an wa laa tafar-roqu, wa yakrohu lakum qila wa qola, wa katsrota su’al wa idhlo’atal mal “ Sohih Muslim Kitab al-aq’dziyah juz 2 hal.61.
Dari Abi Huroiroh berkata, bersabda Rosulullohi SAW sesungguhnya Alloh ridho padamu akan tiga perkara dan benci padamu akan tiga perkara. Alloh ridho padamu jika kamu beribadah (menyembah) kepadaNYA , dan tidak menyekutukan kepadaNYA dengan sesuatupun, dan jika kamu berpegang kepada tali (agama) Alloh dengan berjamaah dan tidak berpecah belah. Sedangkan Alloh benci kepadamu jika kamu “ dikatakan atau katanya “, memperbanyak pertanyaan dan mensia-siakan harta.
Ya, tiga perkara ini seperti mengandung kekuatan magnet yang luar biasa. Di satu sisi kalau kita lakukan membuat Alloh ridho, namun yang lain membuat kita dibenci Alloh SWT , nah apa gerangan? Bukankah dari awal kita berniyat lalu bergerak dalam apapun hal yang kita cari adalah ridho Alloh semata? . Sebab kalau orang sudah diridhoi Alloh SWT , pertanda bakal disayangi , ditolong urusan dunia – akhirat, siapa yang tidak senang ?
Sedangkan kebalikannya kalau akibat perbuatan kita sendiri lalu Alloh menjadi benci, murka , tentu ini alamat orang bakal celaka, menerima adzab Alloh yang tiada terkira, hanya bikin sengsara dunia akhirat.
Betapa penting bukan ? ! lalu bagaimana penjelasannya ?
Baik ! kita mulai,
Tiga Perkara Yang Diridhoi
#1.Jika Kamu Menyembah dan Tidak MensekutukanNYA
Alloh SWT ridho kalau kita sembah, cukup jelas. Karena justru untuk itulah kita diciptakan hidup di atas bumi ini. Kembali ditegaskan oleh Alloh SWT “ Apakah kau kira Aku ciptakan kamu (manusia dan jin) dengan main-main( tak ada tujuan) ?! dan kamu kira tidak akan dikembalikan (kepada Alloh untuk mempertanggungjawabkan perbuatanmu) ?! “ lihat firman Alloh di Surah Al-Mu’minun (23); 115.
Penegasan dari Alloh yang boleh jadi menyentak lamunan kita yang lalai dariNYA. Sedangkan jawaban dari ayat di atas ditegaskan dalam Kitab Al-Quran yaitu Surah Adz-Dzariyat (51);56 “ wa ma kholaq’tul jin-na wal insana il-la liya’buduni” = tidaklah Kami citakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah(menyembah ) kepadaKU “.
Ayat ini cukup jelas jika manusia yang dapat menunaikan tugas sesuai kehendak penciptanya, maka Alloh SWT akan meridhoinya.
Berikutnya adalah jika kita tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun. Dalam beribadah semestinya kita betul-betul yakin bahwa Alloh lah yang menjadi “causa prima” penyebab yang pertama. Segala penyebab kejadian suatu perkara harus diyakini dari Alloh semata.
#2.Jika Kamu Berpegang Teguh Kepada Tali Alloh (agama) Dengan Cara Berjamaah.
Istilah berjamaah dalam agama Islam ada 2 pengertian, yaitu berjamaah dalam melaksakan ibadah sholat dan berjamaah dalam struktur organisasi.
Keduanya mempunyai konsep pemikiran yang identik yaitu adanya pimpinan, makmum yang taat mengikuti pimpinan (imam).
Menetapi Islam dengan cara berjamaah adalah perintah Alloh SWT dalam Kitab Suci al-Quran Surah Ali Imron (3) ; 103. Banyak ayat dan hadits yang belum sempat dimuat di sini bahwa aslinya agama Islam ialah berjamaah, ada pimpinan dan ada makmum (jamaah/ru’yah), dengan berjamaah Islam menjadi bersatu , kompak, rukun dan maju.
Asalnya Islam juga satu ( ummatan wahidah) . Pada jaman Rosulullohi SAW, beliau sendiri yang menjadi pimpinan/imam, kemudian sepeninggal beliau kepempinan Islam diganti khulafau rosyidin Abu Bakar, Umar bin Khotob, Utsman dan Ali RA.
Pembahasan praktek menetapi Islam dengan berjamaah tentu tidak muat di sini.
#3.Jika Kamu Tidak Berpecahbelah
Berpecah belah adalah kebalikan dari berjamaah. Dan jangan berpecah belah adalah penegasan dari kalimat sebelumnya yang mengandung pengertian betapa pentingnya berjamaah, bersatu, kompak, rukun dan terorganisir secara rapih.
Kita lanjutkan dengan Tiga Perkara Yang Dimurkai
#1.“Qila wa qola”
= dikatakan dan katanya = adalah istilah dalam proses penerimaan ilmu agama Islam hanya dengan “ katanya si fulan, si fulanah berkata begini, begitu “ dll. Cara seperti itu masih sering terlihat di kalangan muslim bahwa suatu pengertian atau amalan hanya bersumber dari “katanya pak kiyai itu begini” , atau “kalau ulama fulan berkata begitu” dan semacam itu, tanpa menunjukkan dalil hujah yang dapat dipertanggungjawabkan serta bersumber kepada Kitabillah Al-quran atau hadits riwayat siapa, secara data dan fakta otentik.
Padahal demikian jelas perintah Alloh dan Rosulnya dalam mencari ilmu agama Islam adalah dengan cara berguru kepada orang ahli yang sudah berguru sebelumnya. Penegasan mengenai cara belajar agama adalah dengan bertanya kepada yang ahlinya dapat dilihat Surah An-Nahl (16) ; 43 dan Al-Anbiya (21);7. …Fas alu ahladhikri in kuntum laa ta’lamun = bertanyalah kepada yang ahli ilmu jika kamu tidak tahu.
#2.Memperbanyak Pertanyaan.
Pepatah “ malu bertanya sesat di jalan” cocok untuk diterapkan bagi Saudara kita yang haus akan siraman dan hal ilmu agama. Dengan bertanya maka akan mendapatkan kejelasan dari masalah yang belum paham atau diragukan. Berbekal keyakinan itulah maka dalam beramal akan merasa mantab dan tidak ragu-ragu lagi.
Tetapi memperbanyak pertanyaan yang dibenci Alloh di sini maksudnya hanya banyak bicara, tidak segera melaksanakan perintah yang sebenarnya sudah jelas untuk dilaksanakan. Seperti kisah orang Bani Isroil ketika diperintah oleh Alloh SWT untuk menyembelih sapi , dapat dilihat Surah al-Baqoroh (2) ; 67-71. Seekor sapi kan sudah jelas, kalau dilaksanakan juga mudah, tetapi karena mereka banyak pertanyaan kepada Alloh SWT melalui utusan waktu itu Nabi Musa, akhirnya menjadikan berat bagi mereka sendiri, mempersempit ruang gerak mereka, sehingga Alloh mengecap hati mereka.
#3.Menyia-nyiakan Harta
Memubadzirkan harta adalah teman syetan, lihat surah al-Isro’ (17);27 . Harta benda bagi orang iman sebenarnya sangat berharga , satu rupiah pun bernilai untuk dibelanjakan di jalan Alloh / fii sabilillah. Menghabiskan harta untuk hal yang kurang manfaat atau bahkan memudhorotkan adalah perbuatan tidak disukai dalam Islam.
Bagaimana dengan kebiasaan merokok di kalangan muslim bahkan para tokoh2 agama ? inilah yang masih terjadi silang pendapat.
Semoga kita dihindarkan dari hal2 yang menyebabkan kebencian Alloh SWT sebaliknya kita berusah untuk mengamalkan hal yang membuat Alloh ridho, amin.
Demikian, ada ketidakjelasan jangan sungkan2 tinggalkan pesan, usulan, komentar di blog, ditunggu.
TTD
Hari Wuryanto, S.Pd
1 comment:
maksih ya,, sangat bermanfaat :)
Post a Comment